Walaupun disebut sebagai jantung Afrika (coba buka peta kalau tidak percaya), kopi adalah jantung dari Burundi. Dikelilingi oleh Rwanda, Kongo, dan Tanzania, Burundi merupakan negara penghasil kopi terkecil di dunia. Walaupun mengalami sejarah panjang perang sipil, kopi masih merupakan salah satu komoditas ekspor terpenting yang dimiliki oleh Burundi. Demikian tertulis dalam deskripsi di website Jasper Coffee mengenai Burundi Butegana.
Dipanen di ketinggian 1,650 meter, biji kopi arabica varietas Red Bourbon ini diroasting dan dikemas oleh Jasper Coffee sebagai special release bean. Terima kasih Joel, atas oleh-olehnya dari Australia.
Begitu menerima kopi ini rasanya bikin penasaran, ingin langsung mencicipi rasa manis dari kopi jenis Red Bourbon ini. Segera saja mempersiapkan V60, sambil memanaskan air dalam teko. Tidak sabar rasanya menunggu air mencapai temperatur yang diinginkan. Proses grinding menghasilkan aroma semerbak yang semakin membuat tidak sabar. Akhirnya brewing pun dilakukan, aroma yang dihasilkan ketika blooming naik bersamaan dengan uap panas membuat saya menghirup aroma dalam-dalam. Dengan perlahan, air panas dituangkan ke dalam V60 searah jarum jam, siraman demi siraman pun dilakukan untuk mengekstraksi kenikmatan dari kopi ini. Akhirnya segelas kopi hitam siap untuk dinikmati.
Seruputan pertama sungguh terasa body dengan mouthfeel antara teh dan buah anggur. Body yang tebal menjadi ciri dominan dari kopi ini, membuat saya ingin berlama-lama merasakannya. Saya akhirnya berhenti meneguk, aftertaste smokey pun langsung muncul perlahan tetapi semakin kuat dan terasa sangat panjang. Tegukan demi tegukan saya nikmati, tanpa terasa kopi sudah tak bersisa lagi.
Tetapi saya masih penasaran dengan sesuatu. Saya mencoba untuk mencoba metode lain, kali ini saya melakukan Japanese Drip. Hasilnya sesuai yang saya tebak, rasa manis langsung terasa di seruputan pertama bersamaan dengan acidity jeruknya. Aftertaste smokey langsung menyusul dan mendominasi rasa dari kopi ini.