Found It! AT LAST!!!
V60 | Sunda Ciwidey | ATLAST Kahve & Kitchen
25 Desember 2018
Akhirnya, saya kesini juga. Tempat yang asik untuk meminum kopi. Selain kopinya enak, tempatnya juga cozy.
Sebelumnya saya sudah pernah lewat tempat ini. Tapi saya lupa namanya, hanya ingat lokasinya saja. Kali ini saya akhirnya punya kesempatan untuk nikmatin kopi disini.
Tadinya saya sedang punya urusan untuk membeli beberapa barang di IKEA untuk keperluan membuat kopi. Ternyata temoatnya penuh sesak. Barang-barang yang saya butuhkan pun sold out. Ternyata IKEA bisa kehabisan barang juga.
Karena sudah di daerah Serpong, sekalian ngopi sebelum balik ke Jakarta. Inget-inget pernah ada coffeeshop yang saya pernah lewati. Saya mencoba mengingat-ingat namanya sembari jalan kesana.
Akhirnya tiba, namanya ATLAST.
Begitu masuk, saya cukup kaget. Tenpatnya ternyata di luar bayangan saya. Lebih keren. Sebuah rumah didesign dengan sangat menarik.
Coffee bar dengan sebuah mesin Simonelli putih langsung menyambut. Tapi mata saya tertuju pada beberapa pouch bean yang dipajang. Sebagian besar adalah roastingan Corner Stone. Biji lokal maupun import ada disini.
Yang saya ingat ada Sunda Ciwidey, Exelsa, dan Ethiopia. Ada satu lagi tapi lupa.
Satu-satu saya hirup aromanya. Pilihan saya antara Sunda Ciwidey dan Exelsa. Tebak kenapa?
Aroma Natural processing yang sangat harum. Akhirnya saya memilih Ciwidey.
Saya meminta untuk dibuatkan V60 dingin.
Barista yang melakukan brewing adalah mas Dana.
Kami mengobrol di coffee bar sembari dia melakukan brewing.
Obrolan kami sekitar ngebrewing kopi di rumah. Saya cerita saya suka pakai V60, tapi sesekali pakai Syphon juga. Dia bilang dia kurang suka pakai Syphon. Merepotkan untuk dibersihkan. Mas Dana suka memakai Aeropress katanya.
Dia mengingatkan saya bahwa biji pilihan saya ini memiliki body yang tidak ringan.
Ditemani segelas air putih, es kopi saya sudah siap.
Saya hirup aroma kopinya dalam-dalam. Harum sekali.
Saya meneguk air putih terlebih dahulu. Menyegarkan kembali palet lidah.
Aroma kulit jeruk langsung membuat segar. Body kopinya cukup berat, memberikan rasa yang solid.
Saya mendapatkan mouthfeel seperti chinese tea. Agak keset tapi tidak sampai seperti teh pekat.
Aftertasenya muncul belakangan, tidak langsung muncul setelah diminum. Aroma smokey yang panjang sungguh menyenangkan.
Overall adalah tempat yang sangat menyenangkan. Ambiance yang penuh inspirasi tetapi tetap terasa homey.
Saya tertarik kepada beberapa hiasan di dinding. Sangat kreatif.
Sungguh sangat menyenangkan untuk ngopi ataupun makan siang disini.
Sebelumnya saya sudah pernah lewat tempat ini. Tapi saya lupa namanya, hanya ingat lokasinya saja. Kali ini saya akhirnya punya kesempatan untuk nikmatin kopi disini.
Tadinya saya sedang punya urusan untuk membeli beberapa barang di IKEA untuk keperluan membuat kopi. Ternyata temoatnya penuh sesak. Barang-barang yang saya butuhkan pun sold out. Ternyata IKEA bisa kehabisan barang juga.
Karena sudah di daerah Serpong, sekalian ngopi sebelum balik ke Jakarta. Inget-inget pernah ada coffeeshop yang saya pernah lewati. Saya mencoba mengingat-ingat namanya sembari jalan kesana.
Akhirnya tiba, namanya ATLAST.
Begitu masuk, saya cukup kaget. Tenpatnya ternyata di luar bayangan saya. Lebih keren. Sebuah rumah didesign dengan sangat menarik.
Coffee bar dengan sebuah mesin Simonelli putih langsung menyambut. Tapi mata saya tertuju pada beberapa pouch bean yang dipajang. Sebagian besar adalah roastingan Corner Stone. Biji lokal maupun import ada disini.
Yang saya ingat ada Sunda Ciwidey, Exelsa, dan Ethiopia. Ada satu lagi tapi lupa.
Satu-satu saya hirup aromanya. Pilihan saya antara Sunda Ciwidey dan Exelsa. Tebak kenapa?
Aroma Natural processing yang sangat harum. Akhirnya saya memilih Ciwidey.
Saya meminta untuk dibuatkan V60 dingin.
Kami mengobrol di coffee bar sembari dia melakukan brewing.
Obrolan kami sekitar ngebrewing kopi di rumah. Saya cerita saya suka pakai V60, tapi sesekali pakai Syphon juga. Dia bilang dia kurang suka pakai Syphon. Merepotkan untuk dibersihkan. Mas Dana suka memakai Aeropress katanya.
Dia mengingatkan saya bahwa biji pilihan saya ini memiliki body yang tidak ringan.
Saya hirup aroma kopinya dalam-dalam. Harum sekali.
Saya meneguk air putih terlebih dahulu. Menyegarkan kembali palet lidah.
Aroma kulit jeruk langsung membuat segar. Body kopinya cukup berat, memberikan rasa yang solid.
Saya mendapatkan mouthfeel seperti chinese tea. Agak keset tapi tidak sampai seperti teh pekat.
Aftertasenya muncul belakangan, tidak langsung muncul setelah diminum. Aroma smokey yang panjang sungguh menyenangkan.
Overall adalah tempat yang sangat menyenangkan. Ambiance yang penuh inspirasi tetapi tetap terasa homey.
Saya tertarik kepada beberapa hiasan di dinding. Sangat kreatif.
Sungguh sangat menyenangkan untuk ngopi ataupun makan siang disini.