Ruang Seduh

Walkure | Arabica Malino | Ruang Seduh

3 Januari 2019
Ruang Seduh. Konon kata orang disini melayani seduh apa saja.
Seduh kopi, seduh teh, seduh mie instan, you name it.

Saya tidak tahu soal teh dan mie instan, tapi yang pasti saya tahu tempat ini melayani menyeduh kopi. Baik diseduhin ataupun seduh sediri.

Saya agak kehujanan di malam hari ketika menuju tempat ini. Beruntungnya belum menjadi kuyub.
Dengan kondisi sedikit basah, menyeruput kopi adalah hal yang menyenangkan.

Ketika masuk, mata saya tertuju pada sebuah mesin arcade. Rp 1,000 per kali main.
Semoga kasir dapat menukarkan logam seribuan. Belakangan ini susah banget nyari logam seribuan.


Presentasi pilihan biji kopinya sangat menarik.
Sambil membaca, saya malah menjadi penasaran bagaimana kaleng beans ini bisa menempel dan tidak jatuh. Ternyata magnet, tentu saja.

Saya memilih Malino, arabica dari Goa, Sulawesi.
Sekedar iseng, saya bertanya ini seduh sendiri atau diseduhin. Ternyata dijawab bahwa dua-duanya bisa.
Malah kemudian saya yang ditanya, "Mas mau nyeduh sendiri?"
Saya menjawab, "Boleh, diajarin yaa..."

Awalnya saya kira akan disiapkan brewer yang umum seperti V60, Vietnam Dripper, Aeropress, dan sebagainya.

Ternyata telah siap sebuah brewer keramik yang unik.
Saya teringat brewer tradisional kuno yang penggunaannya dibalik setelah dituang air panas.
Tapi ternyata ini bukan itu.

Mas Isan, sang tutor, mengatakan bahwa ini adalah Walkure.
Dan ini tidak ada urusannya dengan dibalik-balik.
Wah, saya sangat excited.

Saya dijelaskan dan dibimbing satu per satu.
Bermula dari perkenalan beans sampai pada penjelasan formula yang akan dipakai, rasio, gramatur, temperatur air, sampai pada tahapan pouring.
Saya kemudian dibimbing menggunakan grindernya, lalu juga proses flushing grinder dengan beberapa butir beans.
Lalu proses pengoperasian timbangan dengan timernya. Dilanjutkan dengan proses pouring yang dipisah dua tahap.

Ternyata saya menuangkan terlalu banyak air pada pouring pertama. Kebanyakan bengong kali. Maafkan saya.
Selanjutnya dilakukan pouring tahap dua sampai selesai.
Pada intinya hanya menuangkan air pada bagian atas brewer saja.
Saya sungguh menikmati penyeduhan ini yang bagi saya adalah hal baru.

Nuansa tempatnya mengambil toko buku. Begitu banyak rak berisikan buku-buku. Lebih mirip perpustakaan yang menyenangkan.
Menyeruput kopi sambil melihat-lihat cover-cover buku. Sesekali mata tertuju pada buku yang menarik.

Saya mendapati mouthfeel teh yang lembut dengan aroma kacang. Body yang tebal dan jelas. Acidity seperti anggur.

Pengalaman yang sangat menarik. Thank u, mas Isan.
Saya akan coba lagi lain kali, antara nyeduh kopi atau main arcade.
Coffeedict © All rights reserved.