Seruput Kopi Bali Dari Revolver Espreso
Arabica Bali Kintamani | Revolver Espresso
26 Maret 2018
Kopi Bali terenak yang pernah nikmati sampai saat ini, begitulah kesan saya pada seruputan pertama saya. Belum pernah saya temui kopi Bali seperti ini di Jakarta.
Rasa yang begitu kaya ini adalah hasil dari Omni Roast dari Revolver Espresso. Penasaran apa itu omni roast ataupun profil rasa dari kopi ini?
Telah sering saya meminum kopi Bali di Jakarta, baik yang dibawakan sebagai oleh-oleh ataupun meminum di beberapa coffeeshop, dan kopi Bali kali ini sungguh memiliki kualitas yang berbeda dengan yang pernah saya rasakan disini.
Saya pernah mengunjungi Revolver Espresso ini beberapa tahun yang lalu di daerah Seminyak, Bali. Tempat yang menyenangkan sambil melewati panasnya siang hari di Bali, dengan barista yang kumisnya naik-naik keatas. Saya teringat dulu menikmati cold brew coffee di tempat ini.
Saat ini, saya mendapat coffee beans dari keluarga yang baru saja dari pulau Bali, thank you San. Saya tertarik sekali ketika memegang coffee pouch dari Revolver Espresso ini. Mata saya melihat kepada omni roast yang tertulis disana, Bali Kintamani Honey juga tertulis di pouch tersebut. Segera saya membuka dan menghirup dalam-dalam aroma yang sangat kuat. Omni roast adalah profile roast biji kopi yang dirancang pas untuk dinikmati pada berbagai metode brewing.
Penasaran dengan omni roast yang dimaksud, saya segera membuka pouch tersebut. Roast profilenya sekitar medium roast, agak light sedikit. Saya membayangkan rasa yang sangat fruity, body yang tipis, dan acidity yang tinggi. Dan saya akan segera tahu bahwa bayangan saya salah sama sekali.
Segera saya siapkan sebuah sesi cupping sederhana untuk menyambut biji ini.
Seruput punya sruput, rasanya pengen ditelen aja, kental dengan nuansa assam tea dan sedikit sepet menjadi ciri utama dari kopi ini. Body yang tebal disertai dengan rasa jeruk yang menempel di lidah.
Ketika temperatur semakin menjadi hangat, nuansa jeruk berubah menjadi kulit jeruk dan hint kacang pun sempat muncul.
Saya masih penasaran dengan aftertaste yang sangat khas namun tidak dapat saya identifikasi, menarik sekali.
Seusai cupping, V60 brew pun telah menanti untuk dinikmati, smooth mouthfeel menjadi kesan tambahan disamping cupping tadi. Sweetness yang muncul ketika dingin tercampur dengan es batu menjadikan kopi ini sungguh sangat menyegarkan.
Pengalaman baru atas arabica Bali Kintamani.
Rasa yang begitu kaya ini adalah hasil dari Omni Roast dari Revolver Espresso. Penasaran apa itu omni roast ataupun profil rasa dari kopi ini?
Telah sering saya meminum kopi Bali di Jakarta, baik yang dibawakan sebagai oleh-oleh ataupun meminum di beberapa coffeeshop, dan kopi Bali kali ini sungguh memiliki kualitas yang berbeda dengan yang pernah saya rasakan disini.
Saya pernah mengunjungi Revolver Espresso ini beberapa tahun yang lalu di daerah Seminyak, Bali. Tempat yang menyenangkan sambil melewati panasnya siang hari di Bali, dengan barista yang kumisnya naik-naik keatas. Saya teringat dulu menikmati cold brew coffee di tempat ini.
Saat ini, saya mendapat coffee beans dari keluarga yang baru saja dari pulau Bali, thank you San. Saya tertarik sekali ketika memegang coffee pouch dari Revolver Espresso ini. Mata saya melihat kepada omni roast yang tertulis disana, Bali Kintamani Honey juga tertulis di pouch tersebut. Segera saya membuka dan menghirup dalam-dalam aroma yang sangat kuat. Omni roast adalah profile roast biji kopi yang dirancang pas untuk dinikmati pada berbagai metode brewing.
Penasaran dengan omni roast yang dimaksud, saya segera membuka pouch tersebut. Roast profilenya sekitar medium roast, agak light sedikit. Saya membayangkan rasa yang sangat fruity, body yang tipis, dan acidity yang tinggi. Dan saya akan segera tahu bahwa bayangan saya salah sama sekali.
Segera saya siapkan sebuah sesi cupping sederhana untuk menyambut biji ini.
Seruput punya sruput, rasanya pengen ditelen aja, kental dengan nuansa assam tea dan sedikit sepet menjadi ciri utama dari kopi ini. Body yang tebal disertai dengan rasa jeruk yang menempel di lidah.
Ketika temperatur semakin menjadi hangat, nuansa jeruk berubah menjadi kulit jeruk dan hint kacang pun sempat muncul.
Saya masih penasaran dengan aftertaste yang sangat khas namun tidak dapat saya identifikasi, menarik sekali.
Seusai cupping, V60 brew pun telah menanti untuk dinikmati, smooth mouthfeel menjadi kesan tambahan disamping cupping tadi. Sweetness yang muncul ketika dingin tercampur dengan es batu menjadikan kopi ini sungguh sangat menyegarkan.
Pengalaman baru atas arabica Bali Kintamani.